Malam memang tak senantiasa mengabarkan tentangmu
Pun siang tak selalu mengirim pesanmu lewat angin
sepoinya
Perlahan waktu melebur jadi cerita
Hingga aku senantiasa menyimpannya melalui kisah
Sama.
Seperti tentangmu
Waktu-waktu bersamamu terlalu berharga untuk
kuabaikan
Segala peluhmu telah kurasa
namun asinnya tak mampu kumangsa
Jarak memang terbentang
Waktu pun senantiasa berlalu
Kerut di wajah semakin jelas
Uban tersebar di seluruh penjuru kepala
Aku yang berjuang di sini
namun bukan berjuang
kau yang di sana selalu menanti kabarku
justru merasakan beban yang lebih
namun bagimu bukan beban
Terkadang
aku rindu serapahmu
manakala aku pulang bersama azan maghrib menggema
Tak jarang
aku haus candamu
manakala kita duduk berdua menatap langit sore di
selasar rumah
Sering
aku terngiang petuahmu
manakala aku curahkan segala keluh kesah
Kala
kutanya tentang cita-cita,
Kau tersenyum dan
berkata, “Bersungguhlah, maka kau bisa”
Kala
kutanya tentang cinta,
Kau tersenyum dan berkata, “Akan indah pada
waktunya”
Oh, Ibu…
Sesekali, kutangkap bayangmu dalam mimpi
tengah merintih
berdoa, memohon, pada-Nya
agar senantiasa menjauhkanku dari petaka
agar selalu melindungiku dari perbuatan mengundang
murka
Oh, Ibu…
Entah hingga kapan aku mampu
Entah seberapa besar aku sanggup
membayar jasamu
tiada yang tahu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar