Aku terlahir dari seorang ibu berdarah Jawa dan ayah berdarah Aceh. Mereka menikah dengan sangat sederhana dikarenakan ayah memantau ke Makassar dan keluarga di Aceh tidak mungkin bisa ke Makassar mengingat saat itu tiket pesawat sangat mahal. Aku pun berada di rahim ibuku setelah ia dua kali keguguran. Beliau mengalami lemah kandungan sehingga ketika mengandung aku, dia sangat menjaga. Semua pekerjaan rumah ayah yang mengerjakan kecuali memasak. Jika pergi ke suatu tempat terpaksa harus berjalan kaki. Karena bila naik sepeda atau sepeda motor, takut membahayakan kandungan ibu lagi mengingat jalan di asrama saat itu masih buruk.
Suatu hari ayahku yang seorang anggota KOPASSUS mendapat tugas ke luar negeri, yakni Kamboja. Ayah berangkat saat ibuku hamil besar. Sebelum pergi, ayah mengingatkan ibu agar tidak menggunakan teko listrik karena kabelnya ada yang telanjang. Rencananya saat kembali dari Kamboja, ayah hendak memperbaikinya maka teko itu tidak dibuang melainkan disimpan di atas lemari. Ayah melakukan itu agar ibu tidak bisa mengambilnya. Dengan berat hati, ibu melepas ayah pergi berjuang di medan perang. Namun, ibu tidak sendiri karena ada kakaknya yang bersuamikan TNI juga dan tinggal di asrama yang sama tapi beda lorong. Maka sejak itu ibu sendiri di rumah kecuali sesekali di siang hari pulang ke rumah kakaknya. Hal itu terus terjadi hingga aku pun lahir pada 11 Januari 1992. Aku memiliki bobot badan yang lumayan besar. Sementara ibu tergolong pendek. Maka terpaksa dilakukan operasi caesar. Konon ibuku suka minum air dingin saat mengandung aku. Katanya itu menjadi penyebab aku jadi bayi besar.
Suatu hari ayahku yang seorang anggota KOPASSUS mendapat tugas ke luar negeri, yakni Kamboja. Ayah berangkat saat ibuku hamil besar. Sebelum pergi, ayah mengingatkan ibu agar tidak menggunakan teko listrik karena kabelnya ada yang telanjang. Rencananya saat kembali dari Kamboja, ayah hendak memperbaikinya maka teko itu tidak dibuang melainkan disimpan di atas lemari. Ayah melakukan itu agar ibu tidak bisa mengambilnya. Dengan berat hati, ibu melepas ayah pergi berjuang di medan perang. Namun, ibu tidak sendiri karena ada kakaknya yang bersuamikan TNI juga dan tinggal di asrama yang sama tapi beda lorong. Maka sejak itu ibu sendiri di rumah kecuali sesekali di siang hari pulang ke rumah kakaknya. Hal itu terus terjadi hingga aku pun lahir pada 11 Januari 1992. Aku memiliki bobot badan yang lumayan besar. Sementara ibu tergolong pendek. Maka terpaksa dilakukan operasi caesar. Konon ibuku suka minum air dingin saat mengandung aku. Katanya itu menjadi penyebab aku jadi bayi besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar