Inaugurasi
FLP : Rasa Strawberry
(Edisi: Bundo Kami Sayang, Bundo Kami Malang)
(Edisi: Bundo Kami Sayang, Bundo Kami Malang)
Ada banyak hal
yang menjadi kenangan di inaugurasi FLP kali ini. Sebelumnya, saya ingin
menjelaskan alasan mengapa memilih judul di atas.
Menurut hemat
saya, strawberry mempunyai filosofi asam di awal, namun manis di akhir.
Maksudnya, saat strawberry pertama kali memasuki liang mulut, lalu tergiling
oleh gerigi yang bertugas meremukkan setiap makanan, selanjutnya indra pengecap
rasa akan memberi reaksi asam. Setelah itu, kita terus mengunyahnya
hingga remuk. Hingga pada akhirnya strawberry remuk itu dikeluarkan melalui pintu
belakang dan terjun di perosotan yang bernama kerongkongan. Nah, saat
strawberry remuk itu berada pada pintu belakang mulut itulah, ia terasa begitu
manis. Sehingga tak jarang saya pribadi mengendapnya selama beberapa menit agar
dapat merasakan manisnya lebih lama.
Sama halnya dengan inaugurasi FLP 2014 yang telah saya lewati kamarin. Asam karena sejak awal ditugasi tugas yang sempat diragukan akan penyelasaiannya. Soalnya, kita kan sabe melaksanakan yang namanya pembekalan materi. Kalau pun ada waktu luang, itu hanya berlangsung sebentar. Alhasil, malam minggu kami habiskan dengan memadu kasih bersama buku. Dan, saking mesranya, pukul 03.00 perpaduan asmara itu baru berakhir. Pada akhirnya, saya merasa “Loh, ini hari terakhir ya? Bentar lagi kita mau pulang ya?” Semuanya berakhir. Dan, terasa begitu berat untuk itu.
Begitulah filosofi strawberry ala Cut Atthahirah.
Ntah apa? -___-“
Ada banyak hal
unik dan menarik yang sulit untuk dilupakan, namun secara
umum mungkin telah ditulis oleh teman-teman. Maka, saya hanya ingin menyampaikan
yang ini saja.
Bundo kami sayang, Bundo kami malang
Kamar 20 adalah
kamar yang mempunyai misteri sendiri. Betapa tidak, menurut pengakuan beberapa
tetangga (akhwat di kamar sebelah), kamar kami selalu ramai. Di kamar yang
nyaris tak serupa dengan kamar hotel bintang lima namun sangat membuat nyaman
itu, kami berlima (keluarga Cemara) tinggal berbagi kisah kasih. Ada Bundo (Kak
Nurul Hidayati), yang telah lama menjanda namun tetap tegar menghidupi dua
upiknya Indah dan Yasmin. Walau demikian, Bundo tidak sungkan menerima adik
bungsunya (Cut) untuk turut nebeng di istana mungilnya itu. Bahkan, tak jarang
adik Bundo yang nomor dua (Kak Saumi) bersilaturrahmi dan menginap di rumah
bila sedang ditinggal suaminya ke luar negeri. Luar biasa. Bundo memang sangat
kami sayangi.
Suatu malam,
ketika malam pertama di istana sederhana itu, lampu kebat-kebit terus hingga
kami terlelap. Mungkin karena tidak cukup arus. Sebelumnya, tepat saat kami
barus saja menyelesaikan tilawah, lampu padam. Saat itu, Uni yang lebih nyaman
kupanggil “Bundo” itu ternyata tengah menggosok gigi di kamar mandi. Kami
bertiga, Saya dan dua ponakan saya Yasmin dan Indah dengan begitu polos tak
menyadari akan kesulitan Bundo di kamar mandi. Kami justru berkelakar di kamar
selama Bundo tengah berjuang mencari di mana odol dan sikat giginya terjatuh.
Dia meraba-raba, dan ya! Alhamdulillah ia berhasil mendapatkan dua benda sakral
itu. Karena gelap begitu pekat, Bundo dengan tak sabar segera keluar. Sayang!
Dia kebentur pintu. Ia tak sadar bahwa pintu kamar mandi telah ia kunci. Sekali
lagi, ia berjuang meraba kunci untuk dapat membuka pintu. Berhasil. dan ia pun
dapat bernafas karena mendapat secercah cahaya dan udara yang lebih. Beruntung,
sinar bulan sedang terang malam itu. Yap! Sekali lagi, Bundo kejedut pintu
masuk kamar. Biasanya pintu itu tak pernah kami tutup, tapi entah mengapa malam
itu ia tertutup. Bundo pun kembali berusaha meraba pegangan pintu dan ya! Kami
semua spontan terkejut melihat sesosok tubuh lusuh yang tak jelas bentuknya,
hanya dengan bantuan latar belakang cahaya bulan, ia tampak seperti manusia.
Sesaat hening, namun sesaat kemudian, “Kalian tegaaaaa!!!!” Kami hanya bisa
terbahak tanpa sempat meminta maaf.
***
Minggu, 20 April
2014, Lubuk, Ingin Jaya. Aku, Indah, Yasmin, dan Uniku Saumi dengan tergesa
berlari menuju aula. Sebelumnya, aku sempatkan diri untuk memastikan kamar
mandi kosong, dan kukuncilah pintu belakang, takut lupa. Sesampainya di aula,
kami mengambil teh serta posisi duduk. Bersenda gurau dengan peserta lain
sembari menonton video unik yang diputar panitia. Selang beberapa menit, Aya,
tetanggaku menghampiri, “Cut, Kamu tau di mana Kak Nurul sekarang?” Aku, Uni
Saumi, dan dua ponakanku sangak dan taheu. “Enggak,” jawabku. Kak Saumi,
Indah, dan Yasmin geleng-geleng kepala. “Dia terkunci di belakang.” Tanpa
banyak cakap, kami bertiga (aku dan dua ponakanku) berlari tunggang langgang
menuju istana sederhana itu.
Kamar sepi,
berantakan. Hal itu membuat kami risau. Indah dengan cekatan segera membuka
pintu belakang. Yasmin terlihat sangat khawatir, maklum anak bontot. Sangat
dimanja oleh Bundo. Kepalaku melongo saat menemukan dua kamar mandi kosong.
Pintu keduanya terbuka. Kami lantas berteriak, “Bundo di manaaaaa?”
“Bundo di
siniiiiiii!”
Tiba-tiba Bundo
muncul dari arah rumah tetangga. Dengan kondisi yang sangat memperihatinkan
Bundo merengek. “Kalian tegaaaa!” Setelah menjelaskan alasan mengapa pintu
terkunci, kami bertiga lantas terbahak. Tak kuasa menyadari kebodohan kami yang
senantiasa menzalimi Bundo.
“Syukur panitia
masih ada, jadi Bundo bisa teriak-teriak minta tolong dari belakang rumah
mereka. Bundo bakal telat ni, Bundo gak mau dapat hukuman! Hik…”
“Haahahahahaha”
Kami terus
tertawa sepanjang perjalanan kembali menuju aula. Meninggalkan Bundo dengan
ekspresi terzaliminya.
Sekian dan terima kasih.
Sekian dan terima kasih.
Ceritanya biasa aja kan?
Ya emang biasa…
jadi, ya biasa aja lah eskpresinya..
OKE! :D
hha.. kakak saksi ketegaan kalian.. dia hampir menangis karena tak tahu harus bagaimana dengan kondisinya saat itu.
BalasHapusbagus tulisannya cut, tapi waktu di turunin layar laptop kebawah, perlu usaha lebih biar gak salah baca baris selanjutnya...
BalasHapusBagusnya lebih lebar lagi muatan kata perbaris,, dari segi tulisan top markotop cut..
patutlah si Bundo tak banyak berkata-kata selama acara :D
BalasHapusbtw, ini kejadiannya bisa sampai dua kali begini, ya hadirin? atau saya salah paham?
lucu mak ciiik....... jadi kangen ahh :""
BalasHapusmak ciiiiiiik,,
BalasHapusitulah kami anak" nakal,,
hahaha hehehe,,
ga pa" ,,
yang penting bundo kami masih hidup...
hahaha heheheeee,, :D
n Mak cik, Bundo dan Umi sehat selalu kan???
kenangan tak terlupakan ya :) selamat udah jadi FLPers , hehe
BalasHapus