Selasa, 06 Mei 2014

Panggil "Kami" dari Syurga (Serial 3PEN)



PAwalnya giliran Jani. Ia pun menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan padanya. Setelah ditimbang, ternyata lebih berat amal kebaikannya. Akhirnya, ia pun dimasukkan ke syurga paling bawah, yakni syurga Khuldi. Betapa bahagia Jani kala itu. Tak lama kemudian, tiba giliran Icud. Ia pun diminta pula pertanggungjawaban atas amal perbuatannya selama di dunia. Dan seperti biasa, dia tak bisa jauh dari kakak tertua. Ia lantas dimasukkan ke syurga Khuldi setelah ditimbang amal baiknya yang lebih berat. SubhanAllah.

Siti, adik termuda. Ia pun akhirnya mendapat giliran. Seluruh pertanyaan yang dilontarkan dijawab oleh empunya perbuatan. Apa yang dibicarakan oleh mulut. Ke mana dilangkahkan kaki. Tangan digunakan untuk apa. Telinga mendengar apa. Dan lain-lain. Semua telah dijawabnya dengan jujur. Oleh karena itu, mana kala ia hendak berbohong tentang kejahilan kakak pertama dan kedua 3PEN selama di dunia, ia tak mampu melakukannya. Mulutnya terus saja menyerocos tentang perbuatan-perbuatan kakak-kakak 3PEN-nya yang begitu sering mendhaliminya selama di dunia. Akhirnya, Jani dan Icud pun yang tengah asik dengan kenikmatan syurga ditransmigrasikan ke neraka. Dan, Siti pun dimasukkan ke syurga.

Hari terus berlalu. Awalnya Siti sangat menikmati kenikmatan syurga, bahkan hingga hari keempat pun ia masih merasa bahagia. Bagaimana tidak? Syurga gitu loh! Tapi, apalah daya. Ikatan cinta 3PEN begitu kuat di hatinya. Hingga ia merasa sangat rindu dan ingin bertemu dengan kedua kakak 3PEN-nya. Ia merasa, bertiga adalah lebih membahagiakan daripada hidup dalam kesendirian tanpa kedua kakaknya. Dalam kerinduannya itu, ia pun mendapat ide. Ia pun menghadap Tuhan untuk merealisasikan idenya tersebut.

Dalam neraka yang gelap, panas, dan ganas itu, Icud dan Jani merasa begitu tersiksa. Mereka merasa lapar, dahaga, kesakitan, dan juga sangat merindukan Siti, adik termuda. Tiba-tiba, sebuah suara memanggil-manggil, menyebut nama mereka berdua. Mulanya mereka tak percaya,“Kakak tertua, coba dengar, bukankah itu seperti suara adik termuda?” Sahut Icud. “Ah, itu Cuma halusinasi kamu saja, adik kedua!” Jawab Jani. “Hmm. Ya, bisa jadi, bisa jadi. Mungkin karena kita amat merindukannya ya Kakak tertua.” Imbuh Icud. “Bisa jadi, bisa jadi”. Dan kemudian suaranya makin jelas. “Kakaaak, Kakaaaaak!” Teriak Siti dari kejauhan sembari berlari menuju arah Jani dan Icud.“Hahh, Siti! Adik termuda! Mengapa kau di sini?” Tanya Jani terkejut tatkala Siti mendekat. “Iya Adik termuda, bukankah tempatmu di syurga?” Sambung Icud keheranan. Siti pun seperti biasa terdiam sejenak. Ia mengatur nafasnya, lalu berfikir panjang. “Adik termuda! Mengapa Kau diam?” Tanya Icud tak sabar. “Hmm. Adik termuda, Kau belum berubah rupanya!” Tambah Jani. Lantas Siti pun bersuara, “Kakak tertua, Kakak kedua, sesungguhnya adikmu ini sangat menikmati syurga yang sangat besar kenikmatannya. Namun, apalah daya, aku merindukan kalian Kakak! Aku merasa akan lebih berbahagia bila terus bersama kalian. Maka, kuputuskan untuk transmigrasi ke sini. Jadi, kita bisa sama-sama terus! Ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Jani dan Icud pun merasa haru. Mereka lantas berpelukan layaknya di film teletubis. “Ohh, adik termuda, kau begitu setia!” Kata Jani. “Kau atau aku belum tentu melakukan ini, Adik kedua!” Imbuhnya. “Hiks, iya kakak!” Timpal Icud. “Hiksssssss” Pelukan mereka kian erat. Hingga tiba-tiba Jani berkata “Tapi, ngomong-ngomong , kalau emang mau bersama-sama terus…” “Kenapa gak minta sama Allah agar kami aja yang ke sana adik termuda? Sambung Icud. Mata Jani dan Icud melotot ke arah Siti. “Hmm. Iya juga ya? Maaf, Siti gak teringat ke situ. Siti kira, Siti mau bikin kejutan buat kakak-kakak. Makanyaa…” Celoteh Siti super polos sembari menggaruk-garuk kepala yang emang gatal karena ketombe. Mendengar itu, Jani dan Icud pun berseru, “Sitiiiiiiiiiiiii……….!” Lalu tiba-tiba semuanya menjadi gelap.



"Apabila penghuni Syurga telah masuk ke dalam Syurga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia. Mereka bertanya tentang Sahabat mereka kepada Allah:


"Yaa Rabb... Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami?"

Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar zarrah." (HR. Ibnul Mubarak dalam kitab Az-Zuhd)

Ibnul Jauzi rahimahullah pernah berpesan kepada sahabat-sahabatnya sambil menangis, "Jika kalian tidak menemukan aku nanti di syurga bersama kalian, maka tolonglah bertanya kepada Allah tentang diriku, "Wahai Rabb Kami... Hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang Engkau. Maka masukkanlah dia bersama kami di Syurga-Mu."

3 komentar:

  1. jadi juga ya...
    hehehe, semangat dek.., keren ceritanya...

    BalasHapus
  2. bisa digarap jadi cerita juga yaa, waah kreatif ... :-)

    BalasHapus
  3. Kak Ridha, alhamdulillah kak :D hehehe

    Bg Azhar, alhamdulillah makasih bg

    BalasHapus