Selasa, 21 Desember 2021

Wanita Paling Cantik (1)

 

Istilah cantik tentu tidak asing di telinga wanita. Menjadi wanita yang cantik adalah impian setiap wanita dan idaman setiap lelaki. Namun, ada istilah yang berkembang sejak lama di masyarakat bahwa cantik itu relatif. Katanya, setiap lelaki memiliki definisi masing-masing mengenai wanita yang cantik. Istilah itu menjadi obat tenang bagi wanita-wanita yang terlanjur patah hati akibat stigmatisasi masyarakat yang berkembang, yaitu cantik adalah wanita yang berkulit putih, mulus, glowing, tinggi, kurus, tidak jerawatan, wajah tirus, hidung mancung, mata besar, buku mata lentik, leher jenjang, bibir seksi, payudara kencang, dsb.

Ya. Stigma itu pun kian merebak dan semakin eksis seiring bertambahnya iklan-iklan produk kecantikan di televisi maupun sosial media. Semuanya menawarkan kecantikan  yang seperti telah tersebut di atas.

Cantik itu relatif, dari segi fisik. Namun, cantik itu mutlak secara akhlak. Ya. Istilah inner beauty tentu sudah akrab pula di telinga kita ya salihah. Cantik dari dalam itu jauh lebih penting. Betapa banyak wanita yang secara fisik kelihatan cantik tapi gara-gara judes laki-laki jadi ogah. Banyak pula yang rupawan fisik tapi belum menutup auratnya bahkan tidak menjaga kehormatannya. Akhirnya, habis manis sepah dibuang. Laki-laki yang menodainya justru menikahi wanita lain yang terjaga kesuciannya. Nauzubillah. Miris memang. Lantas mau menyalahkan siapa? Jangan salahkan laki-laki sepenuhnya! Salahkan diri sendiri terlebih dulu. Mengapa bodoh? Mau memberi harta paling berharga pada yang bukan halal? Mengapa tidak menjaga kehormatanmu sebagai wanita? Mengapa tidak berusaha menjadi wanita salihah? Itu yang diperintahkan oleh Allah yang menciptakan kita. Bukan untuk disia-siakan. Bayangkan saja... Allah sudah menciptakan kita demikian rupa. Sudah fitrah kita sebagai perempuan untuk terjaga. Lebih banyak di rumah. Diam atau berkata yang bermanfaat. Tutup aurat dengan baik. Tak perlu menonjolkan diri karena memang harusnya tersembunyi. Perbanyak malu karena itu lebih menjaga. Namun, malu di tempatnya juga ya. Adakalanya kita harus berani mengambil sikap dalam kondisi tertentu. Intinya malu lah pada tempatnya.

Oh iya. Kembali ke topik utama.
Cantik itu mutlak. Mutlak secara fitrahnya sebagai perempuan. Tidak harus menjadi orang lain, karena karakter memang Allah ciptakan beraneka rupa. Khadijah beda karakter dengan Aisyah. Fatimah beda dengan Asma. Hafshah beda dengan Safiya. Zainab bintu Jahsy beda dengan Hindun. Namun, semuanya adalah wanita-wanita mulia sepanjang zaman. MasyaAllah.

Ngomong-ngomong soal para istri Nabi dan sahabiah. Ada yang tau gak gimana penampilan mereka dulu? Wajah mereka? Ada yang punya gambarnya? Ofcourse No.
Nah, tapi kok mereka bisa terkenal ya sampe sekarang?

Apa sih hebatnya mereka?
Apa mereka pemain filmyg terkenal?
Penyanyi mancanegara?
Desainer ternama?
Koki restauran bintang lima?
Personil grup penyanyi sekaligus penari?
Atau penulis buku best seller?
Bukan semua?

Mereka adalah wanita-wanita salihah sepanjang zaman.

Mereka mengukir sejarah dengan kebaikan akhlak, mencetak prestasi tertinggi yaitu generasi salih para sahabat yang MasyaAllah.

Mereka ikut berperang, mengobati syuhada, mereka tak takut disiksa, mereka tak memiliki fasilitas seperti sekarang tapi mereka ttp bisa berguna bagi umat. Mereka menjadi teladan bagi kita. Nama mereka akan ttp hidup meski mereka telah tiada sejak sekian lamanya.

...

Selasa, 20 Agustus 2019

Sepotong Senja (Bab 2)

Hari yang ditunggu pun tiba. Aku lahir dan tentu ibu beserta keluarga sangat senang, termasuk ayahku yang mendapat kabar melalui surat. Namaku Cut Atthahirah. Cut menandakan bahwa aku dara keturunan Aceh. Sementara Atthahirah artinya suci dan sekaligus julukan Sayyidati Khadijah. Kelak ayah dan ibuku berharap aku akan tumbuh menjadi wanita yg memiliki kesucian dan kehormatan. Hari-hari selanjutnya dilalui. Ibuku diurut oleh Bu Reno, salah satu istri TNI senior. Kini mereka tinggal di dekat Asrama. Dan membuka warung nasi. Ibu Reno juga memiliki dua anak perempuan yang menikah dengan TNI dan tinggal di asrama pula. Bu Reno memang sering dipanggil untuk mengurut ibu-ibu pasca melahirkan.
Sementara itu, ayahku di hutan Kamboja sana terus menghitung hari. Kapan pulang? Pertama yang senantiasa melintas di benaknya. Ia sangat rindu istri dan jangan bertemu bayi mungilnya.

Saat itu pagi menjelang siang. Ibuku hendak memasak air panas. Dan, qadarullah dia mengambil kursi lalu mengambil teko listrik di atas lemari. Ia lantas mengisi air ke dalam teko dan mulai mencolok kabel ke sekelar. Baru saja dicolok, spontan aliran listrik mengalir dari sekelar ke kabel dan tentu ke seluruh tubuh ibuku hingga akhirnya ia terkapar di lantai. Aku yang berada di ayunan tidak tahu apa-apa. Keberadaan ayunanku tak jauh dari ibuku. Aku pun merasa mulai lapar dan haus. Ibuku tak kunjung datang menghampiriku. Dan, aku pun menangis keras sehingga mengundang tetangga untuk datang. Awalnya tetangga mengetuk-ngetuk sembari mengucapkan salam. Namun, karena tidak ada jawaban juga, akhirnya mereka mendobrak. Dan, ternyata di dalam, mereka temukan ibuku telah meregang nyawa. Ia kembali kepada Allah swt.. Dan aku masih menangis kencang. Kali ini bukan karena lapar dan haus namun merasakan kesedihan yang begitu dalam. Aku baru bertemu dengannya selama sembilan hari dan ia harus pergi di saat aku bahkan belum sepenuhnya mengenalnya. 

Sepotong Senja (Bab 1)

Aku terlahir dari seorang ibu berdarah Jawa dan ayah berdarah Aceh. Mereka menikah dengan sangat sederhana dikarenakan ayah memantau ke Makassar dan keluarga di Aceh tidak mungkin bisa ke Makassar mengingat saat itu tiket pesawat sangat mahal. Aku pun berada di rahim ibuku setelah ia dua kali keguguran. Beliau mengalami lemah kandungan sehingga ketika mengandung aku, dia sangat menjaga. Semua pekerjaan rumah ayah yang mengerjakan kecuali memasak. Jika pergi ke suatu tempat terpaksa harus berjalan kaki. Karena bila naik sepeda atau sepeda motor, takut membahayakan kandungan ibu lagi mengingat jalan di asrama saat itu masih buruk.

Suatu hari ayahku yang seorang anggota KOPASSUS mendapat tugas ke luar negeri, yakni Kamboja. Ayah berangkat saat ibuku hamil besar. Sebelum pergi, ayah mengingatkan ibu agar tidak menggunakan teko listrik karena kabelnya ada yang telanjang. Rencananya saat kembali dari Kamboja, ayah hendak memperbaikinya maka teko itu tidak dibuang melainkan disimpan di atas lemari. Ayah melakukan itu agar ibu tidak bisa mengambilnya. Dengan berat hati, ibu melepas ayah pergi berjuang di medan perang. Namun, ibu tidak sendiri karena ada kakaknya yang bersuamikan TNI juga dan tinggal di asrama yang sama tapi beda lorong. Maka sejak itu ibu sendiri di rumah kecuali sesekali di siang hari pulang ke rumah kakaknya. Hal itu terus terjadi hingga aku pun lahir pada 11 Januari 1992. Aku memiliki bobot badan yang lumayan besar. Sementara ibu tergolong pendek. Maka terpaksa dilakukan operasi caesar. Konon ibuku suka minum air dingin saat mengandung aku. Katanya itu menjadi penyebab aku jadi bayi besar. 

Rabu, 10 Januari 2018

Merekam Sejarah, Mengukir Sejarah

“Jika kamu bukan seorang yang kaya raya (konglomerat) atau seorang ulama besar, jadilah seorang penulis’’. Imam Al-ghazali.
“Penulis adalah tali pengikat ilmu.” Ali bin Abi Thalib
Dua kalimat bijak di atas seyogianya mampu memotivasi kita untuk menulis. Menulis memang bukanlah sebuah paksaan. Menulis juga bukan sebuah kewajiban yang apabila ditinggalkan akan menyebabkan seseorang berdosa. Namun, dengan menulis, seseorang akan terus dikenal. Dengan menulis, sejarah tidak akan pudar ditelan zaman. Adapun produk dari kegiatan menulis yang bermanfaat dalam mencatat sejarah dunia, antara lain sebagai berikut.
1. Hikayat Aceh
Hikayat Aceh merupakan sebuah literatur Aceh berbentuk liris berisi prosa. Dengan kata lain, hikayat merupakan syair panjang yang mengisahkan berbagai sejarah Aceh. Hikayat-hikayat tersebut ditulis oleh para ulama Aceh di masa lampau. Pada zaman ini, banyak pula para penulis yang menulis kembali hikayat-hikayat lama menjadi hikayat baru. Penulis sekaligus penyair hikayat yang fenomenal di Aceh ialah Adnan PM. Toh. Sementarapenulis hikayat zaman sekarang ialah Taufik Ismail dengan salah satu karyanya ialah Hikayat Hasan Hosen. Adapun contoh dari sejarah Aceh yang telah berhasil direkam dan eksis hingga saat ini antara lain: Hikayat Prang Sabi, Hikayat Cabe Rawit dari Aceh Selatan, Hikayat Raja Aceh, Hikayat Tsunami, Hikayat Syair Perahu, dan lain-lain.
2. Puisi dan Cerpen
Melalui puisi dan cerpen, banyak pula sejarah terekam dan menjadi pembelajaran di masa kini. Tulisan-tulisan tersebut tentunya yang berisi nilai sejarah, sosial, dan budaya. Lazimnya, tulisan jenis ini ditemukan di koran-koran nasional maupun lokal. Di Aceh, dua penerbit surat kabar yang merekam jejak-jejak Aceh melalui tulisan antara lain Serambi Indonesia dan Harian Aceh. Oleh karena itu, tidak heran, cerpen maupun puisi yang diterbitkan cenderung berisi nilai-nilai budaya, sosial, maupun sejarah Aceh. Selain di media surat kabar, tidak jarang pemerintah maupun para sastrawan Aceh mengadakan lomba-lomba antologi. Beberapa penulis puisi dan cerpen Aceh yang produktif antara lain Helmi hass, Doel CP Allisah, Fikar W Eda, Wiratmadinata, Nurdin F Joes, Sulaiman Tripa, Mustafa Ismail, Arafat Nur, Harun Al Rasyid, Saiful Bahri, Musmarwan Abdullah, M Nasir AG, AA Manggeng, Agus Nur Amal,. Pada era ini, sastrawan perempuan mulai bermunculan. Sebut saja D Kemalawati, Nani HS, Wina SW1, Faridha, Faridah, Rianda dan Virsevenny.
3. Novel
Rh. Fitriadi, Tayeb Loh Angen, Arafat Nur adalah segelintir novelis Aceh. Mereka telah menulis lebih dari satu buku. Karya-karya mereka bernafaskan sosial, sejarah dan budaya Aceh. Karya Rh. Fitriadi yang fenomenal yakni Marwah di Ujung Bara. Novel Tayeb Loh Angen tentang masa konflik Aceh yakni Teuntra Atom. Arafat Nur yang juga pentolan FLP Aceh merupakan penulis paling produktif di Aceh, dua novelnya yang menggambarkan Aceh yaitu Burung Terbang di Kelam Malam dan Lampuki.
Dari keterangan di atas, dapat kita simpulkan bahwa melalui tulisan, kita juga dapat merekam sejarah. Melalui tulisan pula, para penulis tersebut dikenal oleh rakyat. Melalui karya-karya tulisan, mereka telah membuktikan bahwa tidak harus kuliah di FKIP Sejarah untuk bisa menjadi duta sejarah. Melalui tulisan pula, tidak perlu melakukan suatu hal sensasional untuk mengukir sejarah.

Rabu, 23 Agustus 2017

Ada Yang

google.co.id




Ada yang sibuk berlutut, bersujud
Manakala malam tiba
sepi jelma
ada yang lelap
mimpi

Ada yang sibuk berzikir pada Ilahi
saat mentari muncul
ke sengat panas
hiruk sibuk kebiasaan

Adalah mutiara dasar bahari
senantiasa bermimpi di awal hari
lalu merajut asa kala sinar bulan kembali sepi
Sebelum mentari kembali pada renjana

dunia hanyalah alpa dan dosa
dan tugas banyak
bahkan segala keindahan yang terhidang
hanyalah sajak dalam nampan kenangan

Ada kembara jalanan
acap dahaga lagi rindu
pada bayang-bayang-Mu

diseret pekat larat masa silam
gulita nista yang rajam
di mana labirin hanya menangkap jeritan dalam desah nafas penghisap tubuhnya
manakala kornea hanya menangkap siluet tubuh telanjang
berenang dalam kubangan peluh sendiri

maka, pada detik selanjutnya selalu ditahmidkan berhasta-hasta syukur
bergunung-gunung puja dan puji
karena seberkas cahaya sudi menghampiri
memang, selaksa tangis dan senyum masih sering beriring
bahkan sesekali hanya senyuman  yang disesaki sesal

Malam ini ia terbaring, namun bukan tidur
hanya ingin menangkap mimpi  berkelanjutan
lalu menumbuk penawar perih
dan melaburkannya di muka luka
hingga akhir membawanya pada ketenangan
negeri Tuhan

Ada yang sibuk berlutut, bersujud
Ada yang sibuk berzikir pada Ilahi

Lintas Abas.com, 14 September 2015



Sabtu, 19 Agustus 2017

Aku Go BLOG



google.co.id

           
Tolong jangan salah paham dengan judul di atas! Saya tidak goblok, kok! Telmi sedikit, sih, iya! Hehe. Saya sengaja memilih judul itu karena sebuah reformasi yang tengah saya jalani. Dari yang dulunya masih menulis di kertas, di sms, beranda FB, Broadcast BBM, whatsUP messenger, di pasir pantai, sekarang beralih ke Blog. Namun, perjalanan saya menuju dunia Blog tidak semulus kulit Syahrini atau selancar jalan tol. Saya mengalami banyak tantangan. Berikut sedikit penjelasan saya tentang perjalanan go blog saya.  

         Tell about Blogging, saya baru mengenalnya saat duduk di bangku S1. Saya sudah pernah buat Blog sebanyak tiga kali tapi gagal maning, gagal maning. Setelah buat, lantass saat hendak dibuka lagi, tidak bisa. Alasannya lupa password atau memang tidak bisa terbuka dengan alasan yang tidak jelas. Hingga akhirnya, saya berpikir bahwa kami belum berjodoh. Lantas saya gave up! Huhuhu. Setelah itu, kami pun berpisah dan tidak pernah kontek-kontekkan lagi. Jangankan bertemu di dunia maya, dunia mimpi pun tidak. Oww Oww Oww

     Finally,  tahun berganti tahun, singkat cerita, saya bergabung dengan FLP Aceh.  Ternyata, di FLP ada peraturan yang mewajibkan anggotanya untuk memiliki Blog. Masih terngiang di telingaku…(nyanyi bentar, lagu Ike Nurjannah). Waktu itu, ada kelas nulis, lebih tepatnya semacam "Jelajah Budaya"  di Gunongan, museum yang ada di Gunongan, lantas berakhir di taman Putroe Phang. Di sana, kami mendapt titah untuk menulis tentang hasil dari kegiatan Jelajah Budaya yang telah kami jalani dalam jenis tulisan apa aja. Aku pun memilih jenis tulisan favoritku, puisi.  

           Setelah  selesai menulis, kami tidak lantas disuruh pulang. Banyak dari peserta yang belum selesai menyelesaikan tulisannya. Kami lantas ditugaskan untuk merampungkan tulisan tersebut di rumah lalu mem-posting-nya di Blog masing-masing. Dan, bisa dibayangkan bagaiman ekspresi saya saat itu? Saya berkata dalam hati, “wah, gi mana ini, saya kan gak punya Blog! Aduh, ribet banget sih, pake Blog-Blog segala! Dulu aja udah tiga kali buat Blog, gagal-gagal terus.” Saat itu saya merasa beneran goblok. Tapi, saya tidak lantas menyerah begitu saja. Pertolongan pun datang dari abang sepupu saya. Beliau jago membuat Blog. Saya pun akhirnya memilki Blog tanpa harus lupa lagi password atau insiden gak bisa kebuka karena alasan gak jelas lagi. Alhamdulillah.

Nah, setelah itu, saya jadi tertarik untuk menulis lagi di Blog. But, unfortunatelly, semangatnya “suum suum ek manok” ‘panas-panas taik ayam’. Jadi, lambat laun, saya disibukkan dengan tugas-tugas lain, seperti tugas kuliah, shooting film ini itu, show di berbagai kota bahkan negara (oke. Kali ini memang lebay). Namun, sebenarnya itu hanya alasan. Sebenarnya, saya emang malas, sih. 

          Padahal, makin ke sini, dunia Blogging makin semarak. Lomba Blogging muncul di mana-mana. Bahkan, dinas-dinas pemerintahan  atau lembaga tertentu juga mulai mengadakan lomba Blog. Lazimnya, lomba tersebut diadakan dalam rangka peringatan ulang tahun lembaga. Hadiah yang ditawarkan pun bukan cilet-cilet. Mulai dari piala, sejumlah uang, emas batangan, dan lain-lain. Namun, entah mengapa semua itu belum juga menarik minat saya untuk mengikutinya. Bukannya saya merasa tidak mampu atau tidak paham tentang sistematika lombanya. Saya bahkan sering diajak teman untuk ikut. Ya, mungkin belum terpanggil aja kali ya, belum dapat hidayah, ingin jilbabin hati dulu. Ngelantur lagi, deh! (-_-). Intinya, ya, gitu, deh! Sama-sama ngerti aja deh, yaaaa! 


      Belum lama ini saya baru tahu bahwa dari kegiatan Blogging, ternyata bisa menghasilkan uang. Wahh, mata saya langsung berubah jadi hijau terus muncul kode dolar gitu, kayak di kartun-kartun. Emang dasar manusia, pantang dipancing dengan dunia (baca: uang), sempat saya menggebu-gebu untuk menargetkan Blogging minimal seminggu sekali. Lantas sebulan kemudian, saya akan membeli domain, terus, terus memasang google adsense kalau tulisan saya sudah mencapai viewer maksimal, iklan-iklan produk maupun jasa pun berdatangan di Blog saya, terus, terus…, yaaa, begitu lah! Otak saya pun dipenuhi angan-angan. Astaghfirullah. Namun, itu memang tinggal angan-angan dan petir tiba-tiba menggelegar. Dunia tiba-tiba gelap. Senyap.

          Dannn…hari ini pun tiba. Hari di mana saya kembali bersemangat untuk Go Blog. Omong-omong, ini bukan hari Blog nasional apalagi dunia, ya! Bagi saya, ilham untuk mau serius Go Blog itu bisa kapan saja datangnya. Ya, may be hari ini saya telah melakukan suatu amalan baik sehingga Allah memberikan ganjaran baiknya. Alhamdulillah.  However, Go Blog memiliki arti begitu dalam, yakni tidak berhenti nge-blog bermanfaat dan senantiasa membaginya pada sesama. Sementara "goblok", means punya waktu dan kesempatan banyak untuk nge-blog, banyak hal yang bisa dibagi melalui blogging tapi tidak melakukannya sama sekali. Finally, semangat Go BLOG! :) 


Catatan:
suum that (bahasa Aceh): ‘panas kali’
maning (bahasa Jawa) : ‘lagi’
cilet-cilet : 'sepele'

Kamis, 27 Juli 2017

SERIAL CATATAN KONYOL MUSLIMAH BANYOL

MALU SAMA MEONG

google.co.id

Kawan, dara mau cerita ni… tentang kucing-kucing lucu sewaktu dia tinggal di rumah sepupunya. kalau gak ada kerjaan atau minimal lg nyari kerjaan, sebelum baca lowongan kerjaan di koran, mending baca sepenggal kisah Dara dulu deh,mana tau dapat inspirasi, terus bisa buka usaha atau bahkan lapangan pekerjaan bagi kawan2 seperjuangan sepengangguran.
hehehe. peace

Aku memang suka kucing. Ya..., walau baru sampai tahap lihat-lihat, ajak-ajak bicara dan kasih makan dan sesekali menggoda mereka. Belum berani pegang-pegang.
Nah, di rumah saudara yang kutempati sekarang, aku terpaksa intens ketemu makhluk berkumis itu. Pasalnya, sepupu-sepupuku senang sama hewan imut itu. Dan, ada kisah yang ingin dibagi sedikit tentang kucing-kucing di rumah ini.
Jadi, awalnya hanya ada seekor kucing berwarna kuning kecokelatan yang diberi nama "Wu Ci Lung" oleh sepupu-sepupuku. Badannya sehat, berisi. Matanya agak sipit. Mungkin karena itu ia diberi nama "Wu Ci Lung." Saat pertama dia datang ke rumah ini, kondisinya sangat memprihatinkan dalam arti lain, kayak sakau gitu-alias ngantok ga jelas. Haha. Lama-lama, diberi asupan gizi serta kasih sayang yang penuh dari sepupu-sepupuku hingga ia menjadi segar dan bersemangat. hehe. 
Yang bikin kami senang adalah dia suka makan apa saja. Mau itu roti, biskuit, timphan, bakwan, kuning telur, de el el, lenyap sekejab dalam perutnya. haha. Oleh karena itu lah aku menjulukinya "Kucing Ont The Spot" haha. Kerjaan dia hanya makan dan tidur...sesekali ia travel ke luar, entah ke mana. Yang jelas, ia tak pernah berkelahi.

Namun, keadaan mulai berubah saat kedatangan seekor kucing betina bersama bayi laki-lakinya yang telantar ditinggal suaminya. Si "Wu Ci Lung" yang memang baik hati dan tidak sombong pun mengajaknya untuk tinggal bersamanya di rumah ini. Singkat kisah, beberapa pekan setelahnya, datang lah seekor kucing garong yang suka mengganggu kucing betina. Entah itu mantan suaminya atau kucing lain yang memang ingin mengganggu kucing betina. Nah, "Wu Ci Lung" yang jantan, ia pun bermaksud menolong kucing betina. Ya, jadi lah "Wu Ci Lung" yang semula tidak pernah berkelahi, ya jadi berkelahi. Dan, itu terjadi berkali-kali selama beberapa pekan. Kesalnya, gegara itu, "Wu Ci Lung" kini sudah berubah, mukanya banyak luka-luka, badannya kurus. Ia pun sekarang jadi milih-milih makanan, gak kayak dulu lagi.
Beberapa waktu lalu, sejak kedatangan kucing garong, Wu Ci Lung seakan ga mau jauh dari kucing betina. Ia selalu mengekor ke mana kucing betina pergi seolah takut kucing betina sewaktu-waktu diganggu kucing garong. Sementara bayi kucing betina semakin hari semakin menggemaskan, ia sepupuku beri nama Cing Cing. Kalau emaknya berwarna hitam eksotis, anaknya berwarna belang tiga.
Yang aku salutkan, tak pernah sekali pun kulihat Wu Ci Lung mengganggu kucing betina. Ia seperti menyimpan sebuah rasa yang tulus. Itu terlihat dari tindakannya. Wu Ci Lung sejak dlu tak banyak bicara kecuali saat lapar. Ia memang kucing yang cool, tapi sangat jantan. Hehe. Cing-Cing pun seakan tak kurang kasih sayang, karena di sisinya ada seorang lelaki yang dianggapnya sebagai bapak walau kini masih dipanggil "Paman Wu Ci Lung". Maklum, hati ibu Cing Cing belum terketuk. Traumatis akibat ditinggal suami saat hamil mungkin menjadi musabab ia menutup rapat hatinya. Oleh karena itu, Wu Ci Lung pun hanya bisa sabar hingga hati Ibu Cing-Cing terbuka untuknya. Ya, siapa sangka, cinta bisa tumbuh seiring waktu? 

hikmahnya: gi mana kwn2? dpt inspirasi utk buka usaha? atau bahkan ngebuka lapangan kerjaan utk kemaslahatan para pengangguran? hehe. iya kalli buka usaha biro jodoh utk kucing. atau jasa konseling utk para kucing2 betina yg trauma ditinggal suami saat hamil? atau… hahaha. maaf2 ngelantur deh jadinya! but, intinya, semua ada hikmahnya… betul apa betul?
nah, kalo menurut dara sih, bukankah belajar itu bisa dari mana saja dan dari apa saja? dari manusia, hewan, tumbuhan, bahkan alam dan benda mati sekalipun. pelajaran yang dapat kt petik dr sepenggal kisah di atas ialah, betapa ketulusan dlm mencintai itu lebih indah drpd sekedar pemuas nafsu belaka. kita tahu, cinta itu anugerah dr Allah. but, Allah kasih perasaan itu dengan keadaan yg suci. sementara kita, sering sekali menyalahgunakannya. kita cenderung mengikuti hawa nafsu negative yang automatically merupakan senjata ampuh syaiton sang missioner sejati utk menjerumuskan perasaan cinta suci tadi menjadi hina dan nista. na’udzubillah summa na’udzubillah.
dalam surat ali imran telah diterangkan bahwa Allah melarang kt utk mendekati zina. mendekatinya saja tidak blh, apalagi melakukannya.

وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓ‌ۖ إِنَّهُ ۥ كَانَ فَـٰحِشَةً۬ وَسَآءَ سَبِيلاً۬ (٣٢

dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.(Al Isro’ 32).

dalam hadis…diterangkan pula ttg azab bagi pezina

“Tiga orang yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak akan dilihat serta disucikan, pun bagi mereka adzab yang pedih; seorang tua yang berzina, raja yang pendusta, dan orang miskin yang congkak.” (Diriwayatkan Muslim, An-Nasa’i, dan Ibnu Mandah dari Abu Hurairah)
nah, ngomong sih gampang ya. tapi, sebenarnya semua yg Allah ksh pd kita di dunia ini, termasuk cinta, tak lain adl sbg ujian. so, sekuat tenaga, sebisa mngkin, kt harus hati-hati dan waspada. jgn smpe, ujian yang seyogyanya menjadikan kt naik level mjd hamba-Nya yg mulia, eh justru menjadikan kita sebaliknya, nista.
kayak kata Salim A. fillah.
Jodoh itu sudah ada. Tinggal kita aja mau dikasih secara terhormat lemah lembut, atau dilempar dengan hina.
dlm sebuah kisah diriwayatkan (kisah almisky)
Pada suatu masa, ada seorang pemuda pedagang kain yang tampan lagi saleh. Suatu hari ia melewati sebuah rumah megah milik seorang wanita cantik kaya raya. Melihat ketampanan lelaki tersebut, wanita itu segera memerintahkan pelayannya untuk menemuinya.
Setiba di rumah megah itu, sang pemuda dijebak oleh wanita kaya tersebut. Ia didesak dan dirayu untuk melakukan hubungan terlarang oleh wanita itu. Dalam keadaan terdesak, ia mencari akal untuk terhindar dari perbuatan hina itu. Ia lantas pura-pura minta izin ke kamar mandi untuk membersihkan badan terlebih dahulu. Sesampainya di kamar mandi, ia lumuri tubuhnya dengan kotoran manusia yang ia ambil dari jamban. Setelah itu, ia temui wanita itu lalu ia diusir.

Esok pagi saat ia bangun, tubuhnya mengeluarkan wangi kasturi. Dan itu merupakan anugerah dari Allah karena ia rela melumuri tubuhnya dengan kotoran manusia demi menyelamatkan harga dirinya. Sejak saat itu ia dijuluki Al-Misky yang bermakna ‘wangi kasturi’. Wangi tersebut terus saja ada hingga ia meninggal.
Kalo diingat-ingat, kisah di atas serupa tapi tak sama dgn kisah nabi Yusuf.
Intinya, kedua lelaki tsb insyaAllah patut dicontoh, krn mereka lulus ujian dr Allah dalam kasus “terhindar dari zina” itu.
Hal ini sungguh berlaku pula pada kita sebagai wanita. Makanya, harus pandai2 jaga diri. cara paling awal adl jaga aurat. lah, contoh tuh si dara, meskipun kaus kaki belang, ia Pede aj pake ke maana2 selama menutup kakinya yang gak mulus2 amat itu. lebih-lebih lagi bekas gigitan nyamuk yang udah mirip kurapan itu. bahkan ke warung dekat rmh skalipun, dlm keadaan becek, ia juga ttp mengusahakan pake kaus kaki wlw yg baunya saingan sama telur busuk. intinya ya gak segitunya jg ya kwn2. kebersihan dan keserasian kaus kaki jg harus dijaga. hehe. tp, setidaknya si dara ud berusaha, wlw utk jd wanita salihah itu emg ga mudah, tp juga ga susah. gampang2 susah. nah lo brrti, gampangnya lbh banyak drpd susahnya. lah gampang2 susah, bukan susah2 gampang. yang susah2 gampang itu, jaga hati utk ga dikasih liat ke lawan jenis. so, hati2 jaga hati ya gels!